Hubungan Kurikulum K13 Dengan Panduan Kegiatan Penulisan Sinopsis

Kurikulum  K13 berbeda dengan Kurikulum  sebelumnya, letak perbedaannya  salah satunya pada

  1. Guru  di K13 bukan  sekedar menyampaikan  materi pada saat proses belajar mengajar melainkan harus menjadi fasilitator, motivator, motor, inisiator, promotor,  monitor,  korektor,  sekaligus pemberi  solusi atas  hambatan  yang dihadapi oleh siswa.
  2. Murid di K13 diharapkan buka hanya sebagai penerima ilmu dari sang guru melainkan murid harus mernpunyai sikap kreatif, inisiatif, proaktif, motivatif, imajinatif, kolaboratif, sekaligus agresif terhadap  segala bentuk  perubahan  ilmu pengetahuan.
  3. K13 diharapkan siswa tidak hanya bisa menjawab pertanyaan bersifat multiple choice / pilihan ganda melainkan siswa harus bisa menjawab pertanyaan dengan logika anak.

Anak diharapkan dibebaskan menggunakan logikanya sendiri. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak mempunyai keleluasaan berfikir logis.

Anak diajarkan menemukan solusi atas problematika yang ia hadapi. Biarkan anak berekspresi sesuai logikanya. Dengan demikian, kebakatan atau kecerdasan yang menonjol pada anak akan kelihatan.

Di sinilah peranan guru harus bisa mengembangkan bakat yang menonjol pada diri anak, dan guru tidak dibolehkan memaksakan kehendak dengan menyuruh anak harus menguasai kecerdasan tertentu sampai dapat nilai A misalnya jika anak tidak/kurang memiliki kecerdasan yang diinginkan guru.

Oleh karena itu, diharapkan para guru minimal harus mempunyai kecakapan sebagaimana yang diutarakan di depan.

Panduan  Kegiatan Penulisan Sinopsis adalah salah satu cara membantu  guru untuk mengimplementasikan peranan guru sebagaimana yang di sampaikan di depan, yakni guru  sebagai fasilitator,  motivator,  motor,  inisiator,  promotor,   monitor,  korektor, sekaligus sebagai konselor bagi anak-anak.

Buat murid Buku Panduan Kegiatan Penulisan Sinopsis merupakan wahana baru untuk mengembangkan  kemampuan  yang dimiliki  siswa sebagaimana yang dikehendaki pada Kurikulum K13.

Murid  harus  kreatif, inisiatif, proaktif, motivatif, dan kolaboratif menghadapi bentuk kemajuan zaman khususnya kemajuan ilmu pengetahuan. Mari kita baca apa kehebatan Buku Panduan Kegiatan Penulisan Sinopsis dan kaitannya dengan Kurikulum K13.

Buku Panduan Kegiatan Penulisan Sinopsis untuk Sekolah Dasar

Buku Panduan Kegiatan Penulisan Sinopsis untuk Sekolah Dasar

Panduan  Kegiatan  Penulisan  Sinopsis pada  halaman  IV  terdapat  “Kegiatan yang mengharuskan anak mengisi jurnal membaca harian”. Pada jurnal membaca harian, siswa diharapkan  setiap hari membaca satu buku non teks, atau buku di luar buku pelajaran. Buku non teks misalnya, buku cerita, buku referensi, buku pengayaan, buku pantun, novel, komik, buku ensiklopedi, dan buku-buku populer lainnya.

Dengan membaca satu hari satu buku diharapkan tingkat literasi anak akan meningkat drastis. Dengan meningkatnya minat baca sudah pasti ilmu pengetahuan yang diterima anak semakin banyak dan variatif.  Inilah keinginan Pemerintah dalam Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) saat ini.

Pada bagian ini, siswa diberi tugas untuk  mengomentari  isi buku yang ia baca. Ini dimaksudkan agar anak dapat menilai apakah buku yang ia baca baik, kurang baik, atau sangat baik bahkan anak diberi keleluasaan untuk memberi masukan jika berkenan.

Pada halaman berikutnya yakni halaman VI, VII, VIII, IX, X, adalah halaman yang menjelaskan tentang  cara menggunakan  buku Sinopsis, langkah sederhana menulis Sinopsis, memilih buku bacaan untuk Penulisan Sinopsis SD, identitas pemilik buku Sinopsis, dan tentang nama dan istilah dalam buku Sinopsis. Pada halaman di atas, guru atau murid bisa membaca sendiri apa yang harus dikerjakan dalam rangka melakukan kegiatan Penulisan Sinopsis.

Memasuki inti Program Kegiatan Penulisan Sinopsis, Kita buka halaman 1. Terdapat judul “Kegiatan Sinopsis bulan ………. tahun ………. “. Titik disesuaikan dengan program yang dilakukan sekolah masing – masing.

Buku Kegiatan Penulisan Sinopsis ini berisikan dua belas kali kegiatan dalam satu semester. Sehingga diharapkan  satu bulan anak membaca buku minimal dua buku.

Jika ternyata anak mampu membaca lebih dari dua buku maka anak bisa menuliskan identitas buku yang dibaca pada kolom jurnal membaca yang terletak pada halaman IV.

Pada halaman 1 berisikan tentang :

A. Identitas, yakni identitas buku yang dibaca peserta didik. 

Identitas meliputi; Judul Buku, Nama Penulis, Penerbit, Tahun Terbit, Edisi, Jumlah Halaman, Subjudul yang disinopsiskan (jika ada), Pelaku Utama, Pelaku Pembantu, Latar Belakang.

Pada bagian ini, anak harus mengisinya agar buku yang ia baca terekam Identitasnya. Hal itu diperlukan untuk memudahkan si pembaca menemukan buku yang dimaksud (yang dibuat sinopsis) dikemudian hari jika ingin membaca secara utuh buku yang dimaksud.

B.  Isi Sinopsis. Pada bagian Isi Sinopsis terdiri  dari Alur Cerita. 

Pada bagian ini siswa ditugaskan untuk menulis sinopsis dari buku yang la baca. Siswa diharapkan dapat meringkas inti sari buku yang ia baca dengan alur cerita sesuai dengan buku aslinya. Anak diharapkan dapat menggunakan gaya dan tata bahasa yang telah ia kuasai.

Kemampuan anak membuat sinopsis atas buku yang dibacanya akan dapat diketahui dari beberapa aspek penilaian, misalnya isi ceritanya bagaimana?, alur cerita dan kebahasaannya seperti apa?.

Setidakya tiga aspek penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur sinopsis yang dibuat anak-anak sudah baik atau masih perlu pembenahan lebih Ianjut.

Ekspresikan dalam bentuk gambar diwadahi dalam Diagram Veen. Dalam diagram Veen terdapat tiga kolom.

Kolom pertama  berisikan perintah  agar anak berekspresi dengan cara melukis sang tokoh pada buku yang anak baca. Anak dibebaskan berekspresi sesukanya. Boleh berekspresi menggambar  dengan  cara memfoto  kemudian  diprint  terus ditempel ataupun melukis langsung wajah tokoh dalam buku atau cara lain.

Ini bertujuan untuk menggali kecerdasan anak dibidang Ilustrasi, Desain Grafis, Seni Lukis, Seni Menggambar, dan Kecerdasan grafika lainnya. Ini penting digali karena pada usia-usia Sekolah Dasar bidang inilah yang pertama kali sering muncul lebih awal.

Kemudian kolom paling kanan atau kolom ketiga, mernuat karakter sang tokoh. Kolom ini dimaksudkan setelah anak membaca buku tokoh yang berkarakter baik dapat disebutkan melalui kolom ini. Ini merupakan  cara si anak memilah dan memilih mana perilaku baik dan mana perilaku buruk. Anak diarahkan  untuk memilih karakter baik dengan cara menuliskan ke dalam diagaram Veen. Jika anak bisa melakukan setidaknya ada dua aspek pembelajaran yang didapat, yakni:
a. Anak mampu memilah dan memilih mana karakter baik dan mana karakter buruk.
b. Anak mampu menyerap isi bacaan dengan baik pada buku yang dibaca.

Aspek ini  penting  diketahui  sebab dengan  mengetahui  aspek ini  kemampuan mengingat isi bacaan dapat diketahui.

Kemudian kolom tengah diagram Veen berisikan “Persamaan Karakter aku dengan Sang Tokoh”. Pada diagram Veen, kolom paling kanan atau ketiga sudah diuraikan bahwa anak diharapkan mampu memilah dan memilih mana karakter yang baik dan mana yang buruk. Kolom di tengah berkaitan dengan kolom ketiga, sebab kolom tengah merupakan union/ bagian dari kolom satu dan kolom tiga.

Kolom ketiga menyuruh  anak  untuk  menyebutkan  karakter  baik sang tokoh. Setiap anak lahir pada dasarnya ada kebaikan yang dititipkan oleh Sang Pencipta. Keburukan  hadir  karena  interaksi  anak  dengan  Lingkungan.

Untukitu  titipan kebaikan dari Tuhan  harus ditunjukkan  kembali lewat diagram Veen ini, yakni mengambil beberapa karakter positif seperti yang dimiliki sang tokoh pada buku yang ia baca. Biarkan sang anak berekspresi dengan media diagram Veen ini.

Pelajaran dari isi diagram Veen ini adalah

  1. Dapat mendeteksi apakah anak mempunyai kecerdasan bidang grafika, ilustrasi, desain grafis, menggambar, melukis, dan kecerdasan lain yang serumpun dengan kecerdasan menggambar.
  2. Dapat membantu  membentuk  karakter anak. Karakter anak akan terbentuk lantaran pembiasaan membaca buku yang mempunyai tokoh yang berkarakter baik. Dengan demikian, karakter anak akan menjadi baik, setidaknya seperti karakter sang tokoh idolanya.
  3. Dapat  memilah dan  memilih mana  karakter  baik dan  mana  karakter  yang buruk. Ini sangat penting agar anak sejak dini sudah mempunyai perangkat penangkal jika diketemukan karakter buruk mendekatinya. Hanya anak yang bisa menetralisir, menolak, dan menghindari karakter buruk dari lingkungan yang akan sukses di kemudian hari. Dialah yang akan menjadi harapan satu satunya buat kita semua.

Kekuatan untuk  menangkal karakter buruk  jauh lebih efektif bila anak mampu memilah, memilih, dan menentukan mana yang harus dipilih dibanding hanya sekedar pengawasan orang tua yangsetiap saat bisa lengah.

Arus informasi tidak bisa kita bendung. Seluruh informasi bercampur aduk. Ada yang baik ada yang buruk, bahkan ada yang setengah baik dan ada yang setengah buruk.

Hanya anak yang mempunyai filter terbaiklah yang akan selamat dari gempuran arus informasi yang bercampur aduk tadi. Dengan diagram Veen, anak diberi tameng-tameng untuk memfilter arus informasi itu.

Melalui membaca tokoh-tokoh inspiratif, inovatif, kreatif, dan tokoh yang mempunyai karakter positif lainnya akan menjadi contoh baik buat pembelajaran anak. Pembiasaan membaca kisah seorang tokoh akan terbentuk  karakter anak yang mampu  membentengi arus informasi yang tidak sesuai budaya di sekeliling kita.

Pada bagian lain, ada tugas ke siswa untuk menceritakan kembali di depan kelas atau di depan teman temannya apa yang telah ia tulis yang telah ia baca, yang telah ia buat ilustrasi para tokohnya, yang telah ia ambil karakter positifnya, dan yang telah ia ambil sepadan karakter positifnya.

Anak diharapkan mampu mengungkapkan kembali apa yang ia kerjakan di depan teman-temannya.  Banyak anak cerdas dan pandai secara akademik atau kognitif tetapi tidak ada media untuk mengungkapkan. Atau mereka yang cerdas, pandai tapi tidak pernah difasilitasi untuk mengungkapkan bakat yang ada pada dirinya.

Melalui media Panduan  Kegiatan Penulisan Sinopsis ini mudah-mudahan  siswa dapat dilatih berani tampil berbicara di depan teman-temannya.

Dibagian  lain  terdapat  pertanyaan  “Apakah kamu  pernah  mengalami  merasakan hal yang sama dengan sang tokoh? Tulislah!” Murid dirangsang untuk berani tampil mengungkapkan sesuatu kejadian yang pernah dialami, dimana kejadiannya hampir sama  dengan  kejadian  yang dialami  sang  tokoh.

Pertanyaan  ini  hanyalah  untuk merangsang anak sekaligus apakah anak bersikap pasif atau sensitif bahkan proaktif terhadap suatu peristiwa.

Anak yang pasif akan menjawab pertanyaan di atas dengan jawaban “Tidak”. Sebab dengan jawaban tidak, anak tidak perlu lagi mencari tambahan  argumen  lagi atas pertanyaan di atas.

Berbeda dengan anak yang sensitif atau anak proaktif terhadap suatu kejadian, mereka ini akan menjawab “Pernah”. Sebab dengan menjawab pernah, mereka akan mencari tambahan argument untuk menguraikan atas pertanyaan yang diajukan kepadanya. Untuk itu ada perintah lanjutan yakni perintah “Tulislah!”

Masih pada halaman yang sama, ada pertanyaan Iagi misalnya “Nilai-nilai apa yang kamu dapat dari sang tokoh? Jelaskan!” Pertanyaan ini bertujuan untuk rnengetahui tingkat kepekaan atau sensitifitas sekaligus daya tangkap anak terhadap bacaan yang sudah ia baca.

Anak yang sensitifitasnya tinggi ditambah daya tangkap bagus akan dapat menyampaikan secara lisan dan tertulis nilai nilai karakter tokoh yang ada pada buku yang dibacanya. Dari poin-poin seperti disampaikan di atas maka akan mendapatkan uraian singkat dari anak berupa hikmah cerita.

Pertanyaan, dimana hubungannya dengan Kurikulurn K13 pada kegiatan di atas?

Pada Kurikuluni K13 untuk  pelajaran Sekolah Dasar yang semula per bidang studi menjadi  bertema.  Coba  periksa  Kls, IV Tema  1 tentang  Indahnya  Kebersamaan halaman 125-127, disana membahas tentang cara membuat ringkasan atau juga disebut Sinopsis. Apa yang dipelajari pada bagian itu akan teraplikasi di Buku Panduan Kegiatan Penulisan Sinopsis ini.

Contoh  lain pada Buku Tematik Kls. IV pada tema yang sama atau Tema 1 yaitu Indahnya Kebersamaan pada Halaman 178, disitu dibahas tentang diagram Veen.

Anak akan lebih mahir mengerjakan tugas pada buku tematik di tema manapun selama anak dapat menggunakan buku Panduan Penulisan Sinopsis dengan benar, kontinyu, dan tidak berhenti belajar membaca dari sumber buku-buku di Perpustakaan atau buku dimanapun berada.

Hubungan yang lain misalnya pada Buku Panduan Kegiatan Sinopsis Bagian C tentang saran saran/pendapat ada pertanyaan, sebagai berikut:

1.  Dari aku ke temanku

Gagasan pokok dalam cerita paragraf pertama menurutku berbunyi;

………………………………….

2.  Dari siswa ke guru/pustakawan

IVIenurutku gagasan pendukung cerita paragraf pertama berbunyi;

………………………………….

Kedua pernyataan dari siswa ke siswa, dan dari siswa ke pustakawan / guru tentang gagasan pokok dalam buku cerita adalah pengembangan dari pelajaran buku Tematik Ids. IV Tema 1 (Indahnya Kebersamaan) pada halaman 3, 42 – 45, 52 56, 67-71, dan halaman halaman lain di buku Tematik pada kelas lain dan tema yang berbeda. lni contoh bahwa buku Panduan Kegiatan Penulisan Sinopsis ada hubungan dengan Buku Tematik pada Kurikulum 2013.

Bahkan buku Panduan Kegiatan Penulisan Sinopsis dirancang untuk membentuk kultur baru baik dari sisi sekolah, guru, orang tua/wali, maupun siswa. Kultur baru yang dimaksud adalah semua warga sekolah yang terdiri dari pada guru, orangtua/wali, murid dan orang-orang yang terlibat dalam Persoalan Pendidikan harus merubah cara pandang atau mindsetnya dari cara lama ke cara kekinian.

Coba kita renungkan, sejak Indonesia merdeka tahun 1945, posisi duduk anak anak yang menimba ilmu di kelas tidak mengalami perubahan. Bahkan meja, kursi, dan papan tulis nyaris sama di tahun 2019 dibanding tahun 1945. Sedangkan perkembangan teknologi dan informasi sudah sebegitu cepatnya.

Guru dari zaman 1945 sampai tahun 2019 ini juga masih nyaris sama. la merupakan sumber  ilmu tunggal dengan mengajar di depan  kelas. Orangtua  dari tahun  1945 sampai tahun 2019 juga masih berpendapat sama, yakni urusan pendidikan ada pada sekolahan. Pemerintah juga demikian dari tahun ke tahun menyeragamkan seluruh pelajaran sekolah, baik materi pelajaran sampai ujian nasional. Padahal kita tahu bahwa situasi kondisi warga sekolah yang ada di Nusantara amat sangat berbeda.

Jika semua pemberlakuan yang dilakukan oleh guru, orangtua/wali, siswa, pemerintah, dan orang-orang  yang terlibat dalam pendidikan  tetap dipertahankan  maka jangan diharap  generasi ke depan  akan tumbuh  menjadi  generasi yang mempunyai  daya pikir tinggi, toleran,  transformatif  yang mampu  mengubah  pandangan  lama yang sudah tidak sesuai dengan keadaan zaman ke pandangan baru yang mampu mengatasi persoalan yang dihadapi anak di masa sekarang.

Buku Panduan  Kegiatan Penulisan Sinopsis diharapkan menjadi model pembelajaran siswa mandiri dengan kontrol seorang guru dan wali murid.

Peranan  guru  tidak dimonopoli  oleh seorang guru  yang mengajar  di depan  kelas melainkan di transformasi ke orang tua saat anak belajar di rumah. Orangtua menjadi guru buat anak-anaknya saat ada di rumah. Dapat dibaca bahwa Ruang Diskusi antara anak dan orang tua tercermin pada ulasan di Buku Panduan Sinopsis ini.

Contoh lain ada tugas dari buku ini misalnya “Bersama temanmu diskusikan ilustrasimu yang sudah kamu buat, apa saran dari temanmu? Tulislah! Perintah untuk berdiskusi sesama ternan untuk saling memberi masukan atas karya yang ia buat adalah cara terbaik untuk mendapatkan  hasil karya yang sempurna. Anak dilatih untuk bisa menerima masukan demi perbaikan hasil penemuannya.

Contoh lain iagi ada perintah di buku Sinopsis ini misalnya “Coba diskusikan dengan orangtuamu di rumah, apakah saran dari temanmu tentang ilustrasimu/karyamu yang sudah kamu buat di diagram Veen sudah tepat? Apa pendapatnya? Tulislah! Murid diajarkan menerima masukan dani teman, tetapi murid juga diajarkan tidak semua masukan harus dijalankan melainkan harus didiskusikan dengan pihak lain seperti orangtua sebagai guru di rumahnya agar mendapat hasil sempurna. Semakin banyak sumbangsih pemikiran  untuk  menilai perbaikan sebuah karya akan keluar sebuah produk dengan kualitas tinggi.

ltulah salah satu tujuan Kurikulum K13 dilaksanakan sebelum abad ke 21. Sebab abad 21 nanti anak-anak harus mampu berfikir berbuat yang bisa rnenghadapi problematika kehidupan nyata.

Tidak hanya menghadapi soal pilihan ganda lagi. Oleh karena itu, dapat dipastikan Buku Panduan Kegiatan Penulisan Sinopsis adalah salah satu buku yang dapat membantu mengatasi rendahnya minat baca, minat menulis, minat berhitung, minat menggambar, minat berdiskusi, dan minat berfikir kreatif, dimana kecakapan seperti itu sangat diperlukan bagi siswa untuk mampu mengatasi problematika hidup nyata dikemudian hari.

Selain bisa mengatasi dan membantu meningkatkan minat baca, Buku Panduan Kegiatan Penulisan Sinopsis juga mampu meningkatkan minat menulis. Misalnya pada Buku Panduan Kegiatan Penulisan Sinopsis disediakan delapan halaman ukuran folio untuk dipergunakan  siswa berlatih mengarang.

Karangan siswa diharapkan  dapat dikirim ke penerbit. Jika naskah yang dikirim siswa dianggap layak untuk diterbitkan, maka penerbit akan menggabungkan tulisan-tulisan anak setiap sepuluh anak menjadi satu buku “Kumpulan Buku Cerita Anak”. Setiap anak yang berhasil ditebitkan tulisannya akan mendapat hadiah Rp 250.000.

Penerbit berharap akan muncul penulis-penulis muda berbakat dengan cara seperti ini. Program ini membuktikan bahwa penggunaan Buku Panduan Kegiatan Penulisan Sinopsis selain membangkitkan minat baca juga membangkitkan minat anak untuk menulis.

Penerbit akan bekerjasama dengan instansi terkait seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Perpustakaan dan arsip untuk mensuport kepada anak-anak yang berhasil menulis buku.

Suatu saat karya anak-anak dilakukan bedah buku di tingkat Kabupaten/kota bahkan tingkat provinsi agar dapat menjadi pemicu teman-temannya yang lain.

Demikian sekilas uraian tentang hubungan kurikulum K.13 dengan Panduan Kegiatan Penulisan Sinopsis disampaikan.

Pendapat Kami Guru bijak tidak pernah mengeluh saat diminta pendapat dan saran. Berikan saran dan harapan kepada anak didikmu, karena hanya itu yang rnembuat mereka jadi  pintar.

Selamat Bertugas

PT. Inti Prima Aksara

Kantor pusat Solo

Alamat: Jl. Kebon baru No.10 Pucangan Kartasura-Surakarta
Telp : (0271) 784565-780045-0811709226

Kantor cabang Pekanbaru

Alamat: Jl. Arifin Ahmad No. 148 (samping Universitas Terbuka) Pekanbaru, Riau
Telp : (0761) 63211-63424-0811709226-081213708228

Related Post

Leave a Comment