Cerpen: Si Bongak Tertipu

Inprasa.com, Pekanbaru – Tampak kebingungan di wajah ahli kubur saat itu. Suasana hiruk pikuk. Tak jelas dari mana asal-usul datangnya kabar bahawa ada orang bongak baru saja menjadi penghuni kubur. Suasana menjadi tambah riuh, gaduh karena semua ahli kubur mengumpat atas sikap ahli kubur yang baru saja datang menjadi bagian dari warganya di alam kubur.

“Kenapa kalian mengumpat kepada sahabatmu yang baru datang dari dunia?,” ucap H. Sukur, sesepuh ahli kubur yang telah menghuni dua ratus tahun di alam kubur.

“Bukankah di setiap generasi ada penghianat agama Islam, penghianat itu akan selalu ada, hanya saja bentuk dan caranya yang berbeda. Coba jelaskan kepadaku apakah yang kalian ributkan soal warga baru yang baru saja menghuni alam kubur ini?,” seru H. Sukur .

“Begini…. begini datuk Sukur, orang ini aku anggap bongak.” Kata Khomar, salah satu warga alam kubur yang baru sebulan menghuni alam penantian ini.

“Meskipun aku ini tak serajin ahli kubur lain yang sudah berhaji, umroh berkali-kali, dan rajin sedekah, serta tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu, aku tidak akan berani melarang orang berdakwah menyampaikan kebenaran dengan alasan apapun juga! Apa lagi hanya beralasan ada jemaah yang memakai topi bertuliskan :

مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ لَا إِلَهَ إِللهُ

Orang itu betul-betul bongak menurutku, bongak…. bongak…!!,” seru Khomar sambil menggeleng-gelengkan kepala.

H. Sukur pun menenangkan Khomar dengan memberikan sedikit petuah sesuai ilmu yang didapat saat masih bertugas menjadi juru dakwah di dunia.

“Kalian tentu heran melihat kejadian di masamu saat ini, tidak shalat tepat waktu, shalat masih ada yang bolong-bolong, tetapi kalian pasti tidak akan terima jka kalimat yang menjadi kunci masuk surga dijadikan olok-olokkan di bangsamu yang mayoritas orang Islam. Perlu kalian ketahui bahwa hanya manusia yang mengucapkan dua kalimat syahadat yang dapat masuk surga. Itu menurut keyakinanku yang diajarkan nenek dan kakekku dahulu. Rasulullah diutus ke dunia sebagai penutup rasul dan menyempurnakan ajaran-ajaran para nabi terdahulu. Hanya manusia yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat itulah manusia akan diakui menjadi penduduk surga”.

Dari pojok alam kubur muncul suara melengking sampai suaranya memekakkan telinga yang ada di sekitarnya. “Betuuul dasar bongak! Siapa dia ituuuuu?,” yang lain pun memalingkan pandangan mencari dari mana asal sumber suara tersebut.

“Jaman sudah edaaan, kalau tidak ikut edan tidak kebagiaan, tapi… tapi janganlah kunci masuk surgamu kau gadaikan hanya sekedar menyenangkan golongan yang membayarmu! Betul-betul bongak kaliaaaaa!”

Ternyata suara melengking itu suara Bedigul, ahli kubur yang sudah menghuni alam kubur sejak tiga bulan yang lalu. Ia seorang pencoleng semasa hidup di dunia. Meskipun seorang pencoleng dalam hatinya tidak rela bila dua kalimat syahadat viral menjadi bahan olok-olokkan di media sosial.

Di hari pertama sejak kedatangan ahli kubur yang pernah melarang jamaah pengajian yang memakai atribut dua kalimat syahadat, suasana sangat gaduh. Kegaduhan timbul karena penghuni alam kubur yang telah lama di situ menyayangkan sikap dan pernyataan penghuni kubur yang baru saja datang kemarin siang.

“Mengapa saudara saat hidup di dunia berani-beraninya melarang orang yang berdakwah menyampaikan kebenaran? Mengapa saudara membuat-buat alasan agar ustad takut dan membatalkan dakwahnya? Mengapa pula saudara menghinakan dua kalimat syahadat?,” tanya jumaron salah satu di antara yang mengerumuni ahli kubur yang menjadi penyebab riuhnya di sekitaran alam kubur saat itu.

“Kamu baru tahu, kalau politik itu kejam? Kamu dimanfaatkan para pendusta agama! Kamu sangat rugi sebab Tuhanmu akan mengaganjarmu dengan siksaan akibat kelakuanmu, atau kamu ingin menjadi pahlawan kesiangan, dengan modal apa kamu mau masuk surga?,” seru Jumaron dengan mata melotot.

Warga baru alam kubur tidak berani berucap sedikit pun. Diam tidak berani memandang ke arah ahli kubur yang mengerumuninya.

“Kamu ini siapa?! Berlagak sebagai benteng NKRI, kamu harus menjawab pertanyaanku!,” ucap ahli kubur lain yang saat di dunia menjadi aktivis remaja masjid.

“Apa jasa kamu terhadap NKRI?! Kamu harus tahu, puluhan tahun yang lalu Bung Tomo dan Laskar Islam serta seluruh rakyat Indonesia dibakar semangatnya dengan dua kalimat syahadat untuk memerdekakan Indonesia. Darah para mujahid berceceran membasahi bumi Indonesia, pengorbanan mereka untuk kita semua, bukan hanya untuk golongan yang saat ini memberimu berkeping-keping uang, dan menjanjikanmu jabatan, kamu harus sadar, kamu dan temanmu diadu domba sesama muslim, bisakah kamu bercerita siapa yang menyuruhmu? Hayooo siapa?,” bentak Bakir, mantan aktivis remaja masjid.

Karena didesak terus oleh para warga ahli kubur untuk buka suara, maka ahli kubur yang baru kemarin siang masuk, akhirnya membuka suara.

“Maafkan tuan-tuan, aku mengaku salah, aku memang bongak, aku bodoh, aku tolol. Aku sebenarnya mengerti bahwa kelakuan salah dan imanku sangat lemah. Cak Imut, Cak Rumit, Cak Sirut, dan Bang Ribut mengangkatku menjadi komandan keamanan penjaga NKRI. Dia menjanjikan jabatan strategis, gaji besar, dan fasilitas lain yang menurutnya tak habis tujuh turunan. Aku disuruhnya mencari alasan apapun agar para pendakwah tidak dapat berceramah di wilayah kekuasaannya, aku disuruh mengacaukan seluruh kegiatan para pendakwah, sebab jika dakwahnya didengar para jamaah, maka kekuasaan para ‘cak’ dan ‘bang’ tadi akan terancam lepas dan habislah kenikmatan yang selama ini ia nikmati.”

Semua terperangah mendengar penjelasan Si Bongak, ada yang garuk-garuk pantat, ada yang garuk-garuk kepala, bahkan ada yang mengigit-gigit kukunya sampai berdarah.

Si Bongak terus nyerocos bercerita atas kesalahan yang ia lakukan saat di dunia. Ia merasa bersalah, dan kesalahan itu ternyata berdampak sangat fatal karena yang ia lakukan membuat kemuliaan Sang Pencipta dihinakan para penghianat Islam. Kalimat yang seharusnya menjadi kalimat terindah dan kunci memasuki surga menjadi bahan olok-olokkan orang yang tidak mengerti arti dan makna dari dua kalimat syahadat.

Saat warga ahli kubur mendengarkan penjelasan Si Bongak, terdengar adzan subuh membangunkan Fatimah yang bermimpi kejadian hiruk pikuk alam penantian.

“Astaghfirullah  al-adzim… sudah subuh, Yaa Allah mimpi apa aku tadi, ampuni aku Yaa Allah, semoga aku dijauhkan dari fitnah kubur.” ucap Fatimah sambil mencari mukena dan sajadah. Lalu segera mencari air wudhu dan mengerjakan shalat subuh.

Penulis: Mustajab Hadi

Related Post

Leave a Comment