Pertanyaan Pak Slamet, Soal Wanita yang Menghina Ayahnya Sendiri

Suatu hari, ada seorang guru mata pelajaran Biologi di sebuah sekolah, berdiskusi dengan murid-muridnya di kelas.

“Tuhan telah memberi aturan bahwa manusia satu-satunya makhluk yang berani menerima amanah. Amanah itu seandainya dipikul dua gunung merbabu dan gunung semeru sekalipun maka hancurlah gunung itu. Agar manusia kuat mengemban amanah, Allah memberi pedoman atau berupa manual book, yakni Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Allah sudah menjamin jika dalam perjalanan selama hidupnya manusia menggunakan petunjuk yang ada di manual book tidak akan tersesat. Tapi kenyataannya ada yang aneh manusia itu, apa?

Kapasitas otak manusia sesungguhnya hanya dari memori yang sangat kecil dari ilmu sang pencipta yang dilekatkan di kepalanya sebagai alat agar bisa digunakan untuk membaca manual book.

Lhaaa kok manusia membandingkan mana yang lebih baik antara lima bait dalam pancasila dengan Al-Qur’an. Apa tidak gila? Apakah situasi seperti ini yang dikhawatirkan malaikat diawal penciptaan manusia ya? Bahwa kelak manusia akan sombong dan tidak akan mau bersujud dn bersyukur kepada Allah serta tidak menggunakan akalnya guna memahami dinamika hidupnya,” kata Guru BIOLOGI SMP AL ISLAM waktu itu.

Terus ada yang bertanya diantara murid itu, “Siapa yang guru maksud itu?”

“Oh itu seorang wanita yang sangat menghina ayahnya sendiri.”

“Memang ada manusia yang menghina ayahnya sendiri?,” tanya Darmanto murid terpandai kelas 3.

“Ada, dia adalah manusia yang membandingkan ayahnya dengan Nabi Muhammad SAW, karena ulahnya lah ayahnya dicaci maki seluruh umat Islam di seluruh dunia.

Jika kalian cerdas, jawablah pertanyaanku, siapa nama orang itu?

Jika kalian dapat menjawab berarti kalian bertanggung jawab kepada Agamamu.

Jika tidak bisa jawab lebih baik ijazah SMP AL ISLAM yang kalian miliki masukkan karung saja.

Jawaban kalian Bapak tunggu di grup WA ini,” kata Pak Slamet Guru Biologi SMP Al Islam waktu itu.

Setelah itu semua murid merenung, tidak ketinggalan Samsul Hadi, Hubroni, Sri Rejeki, Lillah dan murid lainnya mengambil HP untuk menjawab lewat WA.

Mereka semua ternyata tidak ada yang bisa jawab karena tidak punya paket untuk kirim WA.

Related Post

Leave a Comment