Inprasa.com – Ada kabar bahwa rakyat mendengar penjelasan tentang kondisi Bangsa Indonesia. Kabar itu didapat dari para politisi, birokrasi, pejabat negara seperti Presiden, Gubernur, Walikota, Bupati, Camat, Lurah, RW sampai RT sangat menyejukkan hati rakyat.
Katanya akan ada perubahan besar berupa pertumbuhan ekonomi meroket naik. Katanya juga akan ada banyak kartu seperti kartu prakerja, kartu prakuliah, kartu akibat kena PHK, kartu sembako murah dan lebih banyak lagi jenis kartu sakti lainnya yang akan mengkaver kebutuhan rakyat jika terkena musibah kekurangan.
Rakyat juga hampir percaya kepada wajah ndeso pemimpin tertinggi pemerintahan kita yang pernah berujar, bahwa dirinya tidak mungkin menjadi pemimpin diktator. Sekarang, rakyat mulai ragu terhadap pemimpin tertinggi ini tatkala berencana menjadikan Ahok sebagai kepala otoritas ibukota baru Republik Indonesia di Penajam Utara Kalimantan Timur.
Rakyat jadi kaget, apa dua ratus enam puluh juta rakyat Indonesia tidak ada yang lebih baik dari Ahok?. Dia selain mantan narapidana juga sosok figur kontroversial yang menyebabkan terbelahnya rakyat Indonesia.
Rakyat bertambah ragu setelah pemimpin pemerintahan tertinggi ini berkata bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa petarung, Bangsa yang mampu mempertahankan diri dari Covid 19. Negara Indonesia tidak berencana melakukan lockdown di Indonesia.
Rakyat tambah tidak percaya, karena pemimpin tertinggi negara ini berujar bahwa tidak tahu kalau Pahlawan kita Jenderal Besar Panglima Sudirman sakit dan wafat karena sakit TBC. Rakyat berfikir, begitu rendahkah ilmu pengetahuan beliau hingga pahlawan besar Jenderal Sudirman tidak beliau dalami perjuangannya.
Bagaimana pemimpin kita bisa mengingat rakyat seperti aku?, sedangkan aku pejabat tidak, birokrat tidak, pengusaha tidak, bahkan aku hanya satu dari jutaan rakyat biasa, kerja harian yang upahnya tidak menentu.
Jargon besar pemimpin kita bagi aku hanya seperti mimpi disiang bolong, tak mempunyai arti dan makna apa-apa. Kenapa aku berpendapat seperti itu? Yaa… aku hanya mengambil indikasi saja bahwa pemimpin kita saat ini tidak bisa mengendalikan problem negara ini. Hutang negara tambah banyak, rakyat makin susah, kejahatan meningkat, hukum tidak jalan sebagaimana mestinya dan sekarang rasa takut selalu menghantui rakyat kecil. Ketakutan bukan karena tidak bisa membeli beras atau membeli obat melainkan takut dipenjara akibat memberi saran kepada pemimpin dan rakyat takut di palak para napi yang saat ini dilepaskan oleh Penguasa.
Coba renungkan contoh Intermezo Pemimpin kita ini:
Harapanku terhadap Pemimpinku “ Kalaulah tidak bisa menyejahterakan rakyat setidaknya jangan suka memenjarakan dan menakut-nakuti rakyatnya sendiri dengan cara melepas para penjahat dari penjara”.
Semoga Tuhan memberi petunjuk kepada Pemimpinku saat ini. Aamiin.