Ayo! Beli buku dari uang saku
Inprasa.com, Pekanbaru – Sudah menjadi rahasia umum bahwa jendela ilmu saat ini masih merupakan barang urutan paling terakhir dari keperluan anak dalam anggaran perjajanan dari uang saku anak. Uang jajan jarang sekali dipergunakan anak untuk membeli buku. Buku merupakan sumber ilmu pengetahuan tidak terbeli meskipun hanya seharga tidak lebih dari dua atau tiga bakwan atau satu piring lontong sayur.
Budaya membelanjakan uang jajan (saku) untuk beli buku masih menjadi kegiatan langka dikalangan anak-anak di Indonesia. Fenomena ini menandai bahwa generasi milenial bangsa Indonesia tidak cerdas dalam mempersiapkan masa depan. Membaca buku mempermudah masa depan, sedang boros menggunakan uang untuk jajan menyulitkan masa depan.
Uang saku yang digunakan untuk beli jajanan makanan hari ini besok sudah jadi sampah yang harus dikeluarkan, sedangkan uang saku hari ini buat beli buku, sebulan bahkan setahun kemudian masih dapat dimanfaatkan.
Buku masih dipandang barang murahan dan kurang bernilai, padahal orang cerdik pandai berpandangan semakin orang menengok pengalaman, semakin menyadari pentingnya nilai sebuah buku.
Budaya membaca buku langka di negeri ini, coba kita lihat pemandangan di satsiun kereta api, pelabuhan, stasiun bus maupun di Bandar udara, jarang ditemukan para penumpang yang memanfaatkan waktu luang sebelum armada yang membawanya ke tempat tujuan mereka membaca buku.
Jika ada orang asing misalnya (Eropa dan Jepang) sepuluh saja di bandara dan lima ratus orang Indonesia ditemat yang sama terlihat perbandingan yang membaca 1 : 100, artinya lima ratus orang Indonesia ada di bandara hanya lima orang yang membaca, sedangkan orang Eropa dan Jepang dari sepuluh orang semuanya membaca. Membudayakan membaca saja masih sangat sulit apalagi membudayakan menulis.
Para pemanngku kepentingan dalam menyukseskan Gerakan Literasi Sekolah semoga tidak lekas menyerah. Memang selain sulit menyadarkan anak dari malas baca buku menjadi rajin membaca buku juga terbatasnya pendanaan untuk membeli buku bacaan non teks. Di sekolah patut dilaksanakan suatu gerakan sebulan sekali atau sebulan dua kali untuk diadakan Gerakan Beli Buku dari Uang Saku.
Caranya jika anak dalam satu hari diberi uang saku orang tuanya Rp. 10.000 s.d. Rp. 50.000, maka coba anak disuruh menyisihkan separohnya atau seperempatnya disihkan buat beli buku. Jika uang saku Rp. 10.000 saja maka dalam waktu satu bulan jika menyisihkan 25% dari Rp. 10.000 maka Rp. 2.500 x 26 hari = Rp. 65.000. Jadi, anak setiap bulan bisa mempunyai buku/ilmu pengetahuan.
Ini sangat sederhana, namun masih jarang sekolah-sekolah yang bisa melakukan gerakan ini. Gerakan ini mampu mendidik anak rajin menabung, dan juga membudayakan membeli sesuatu yang bermanfaat untuk jangka panjang.
Anak selalu diajarkan untuk suka pergi ke perpustakaan atau pojok-pojok baca yang ada di sekolah. Anak juga diberi semangat menyumbangkan buku-buku yang ia beli ke perpustakaan ataupun pojok baca di sekolahnya, setelah buku tidak dibaca lagi atau isinya sudah ia kuasai.
Jika gerakan ini berhasil, maka sekolah tidak akan mengalami kekurangan bahan bacaan, dan gerakan ini memberi contoh kongkret, bahwa anak yang diberi uang saku dapat membantu kepada anak yang tidak diberi uang saku orang tuanya, namun ikut mendapatkan jajanan dalam bentuk buku karena yang bersangkutan ikut membaca buku sumbangan darinya.
Kegiatan ini sangat baik, guna mengisi koleksi buku di perpus dan pojok-pojok baca serta dapat mengurangi beban sekolah dari biaya operasional sekolah. Buku adalah bahan bakar literasi, keberadaannya sangat penting. Bagaimana akan ada kegiatan literasi jika tidak ada buku bacaan?
Jika sekolah tidak melakukan kreativitas mencari sumber-sumber buku bacaan dan hanya mengandalkan dana bos, sudah dipastikan Gerakan Literasi Sekolah tidak akan berkembang sesuai yang diharapkan.
Sekolah sebagai unit utama dalam Gerakan Literasi Sekolah sudah seharusnya dapat berkreasi untuk mendapatkan sumber-sumber buku agar kegiatan literasi sekolah berlangsung terus menerus sepanjang masa tanpa jeda sesaat pun.
“AYO SUKSESKAN GERAKAN BELI BUKU DARI UANG SAKU”
Selamat Berliterasi……….!!!