Inprasa.com, Pekanbaru – Ibu Guru PPL di SMP Negeri 18 Pekanbaru, membacakan sebuah buku cerita berjudul “Tuanku Tambusai Anak Teladan“, ratusan siswa mulai dari kelas 7 hingga 9 menyimak jalan cerita dengan perhatian penuh, menikmati setiap kata, dan kalimat yang dibacakan dengan gaya bercerita yang menarik.
Namun sayang, waktu yang tersedia untuk kegiatan literasi, hanya 15 menit. Ibu Kepala Sekolah, Desmi Erwinda dengan berat hati menghentikan jalan cerita yang sedang dibaca Ibu Guru. Siswa pun kecewa, lirih suara terdengar, “lanjutkan Bu… lanjutkan saja..,” kata seorang siswa diantara kerumunan siswa yang lain.
“Sekarang, silakan semuanya menulis sinopsis, atau ringkasan ceritanya, dan juga ilustrasi dari cerita yang sudah dibaca Ibu guru,” ujar Tim penggerak literasi Inti Prima Aksara (Inprasa), Usep Priyadi.
Seluruh siswa pun berlomba, menulis sinopsis dari cerita “Tuanku Tambusai Anak Teladan”, sebuah buku cerita sederhana yang ditulis Irwan Effendi, mengisahkan masa kecil Tuanku Tambusai hingga sepak terjangnya memerangi penjajah Belanda.
Meski cerita yang dibacakan belum rampung, para siswa tetap bersemangat untuk mengikuti kegiatan literasi yang diinisiasi tim penggerak literasi Inprasa, menuliskan sinopsis cerita ke dalam selembar kertas, dan penulis sinopsis yang terbaik, akan diberikan apresiasi, hadiah dari PT. Inprasa, yang dikenal sebagai “Inisiator Literasi Nasioanl”.
Kehadiran tim penggerak literasi Inprasa, merupakan kegiatan literasi kali pertama di SMP Negeri 18 Pekanbaru. Sebelum pukul 7 pagi, para siswa berdatangan, dan bersiap-siap untuk mengikuti kegiatan rutin literasi, 15 menit membaca sebelum dimulai pelajaran.
Tikar-tikar bergulung di gelar di tengah lapangan upacara, para siswa bahu membahu menyiapkan kegiatan rutin pagi, dimulai dari membaca Al-Quran, dan dilanjutkan dengan kegiatan literasi dari tim literasi Inprasa.
Para siswa SMP Negeri 18 Pekanbaru, menulis sinopsis cerita “Tuanku Tambusai Anak Teladan” |
Gerakan 15 menit membaca, yang diinisiasi kementerian pendidikan, melalui Peraturan Mendikbud Nomor 21 Tahun 2015 memang wajib dijalankan disetiap sekolah di seluruh Indonesia. Para siswan hanya dibiasakan membaca secara rutin, dan menuangkan gagasan dari apa yang telah dibaca.
Namun sangat disayangkan, para siswa belum memiliki catatan khusus, seperti jurnal membaca, dan buku panduan penulisan sinopsis yang menjadi buku pendamping dari kegiatan literasi ini.
Hasil observasi tim penggerak literasi Inprasa terhadap kegiatan literasi di SMP Negeri 18 Pekanbaru, pada Selasa, 27 Agustus 2018, kegiatan literasi masih sekedar seremonial, dan kegiatan literasi belum terdokumentasi dengan baik.
Dokumentasi kegiatan literasi para siswa, sangat penting untuk dikemudian hari menjadi sebuah informasi yang dapat diolah menjadi data untuk melihat progres tingkat literasi dari waktu ke waktu, sehingga untuk menilai sebuah program literasi apakah sudah berjalan, diperlukan sebuah catatan yang mampu merekam setiap aktivitas siswa dalam berliterasi baik di sekolah maupun di rumah.