Inprasa.com, Pekanbaru – Sejarah bangsa Indonesia didahului oleh banyak korban harta dan nyawa . Jauh sebelum tahun 1945, belum ada TNI dan POLRI, rakyat diberbagai Nusantara yang ingin bebas dari penjajah berusaha mengusir penjajah.
Budaya guyub rukun, gotong-royong persamaan nasib sepenanggungan itu yang membuat kekuatan besar bisa mengusir penjajah. Setelah penjajah diusir rakyat butuh seorang pimpinan yang bisa mewakili dirinya.
Rakyat cukup menerima laporan bahwa pimpinan yang ia suruh mewakili kepentingan dirinya bisa melaksanakan dengan baik.
Mandat rakyat dititipkan kepada seseorang yang memiliki sifat Sidiq, Amanah, Tabligh Fathonah. Jika pilihannya belumlah sampai ketahap itu setidaknya seperti yang diajarkan di Tunjuk Ajar Melayu.
Seseorang ditunjuk sebagai pemimpin pada awal mula hanya pesuruh rakyat. Namun seiring perkembangan waktu justru pemimpin menjadi penindas rakyat. Maka sebagai sanksi, Tuhan memberi pedoman bahwa, “Setiap pemimpin Kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapanNYA” Salam Literasi.