Inprasa.com, Pekanbaru – Candi Prambanan berada di perbatasan antara Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Nama Prambanan dan candinya, cukup tersohor, merupakan obyek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan. Mereka ingin melihat lebih dekat keindahan serta kehebatan candi yang benar-benar luar biasa, sambil berekreasi.
Buku “Legenda Terjadinya Prambanan”, karya Winarno GN diterbitkan PT. Inti Prima Aksara (INPRASA), Edisi pertama, 2018. Buku setebal 50 halaman, ukuran; 14,8 x 21 cm, diluncurkan di pasaran pada Jumat, 11 Januari 2018.
Dalam daftar isi, terdapat 6 judul: 1. Karung Kala, 2. Kerajaan Pengging, 3. Pertempuran di Prambanan, 4. Prabu Baka, 5. Raden Bandung Bandawasa, dan 6. Muslihat Rara Jonggrang.
Baik, sobat INPRASA. Sinopsis atau ringkasan cerita buku “Legenda Candi Prambanan”, mungkin tidak bisa mengungkap sisi menarik dari cerita ini. Namun, dapat memudahkan pembaca untuk memahami sekilas cerita ini, sehingga tertarik untuk melanjutkan atau menuntaskan bacaan ini.
Buku cerita “Legenda Terjadinya Candi Prambanan” karya Winarno GN |
Prambanan merupakan nama sebuah kerajaan yang cukup terkenal, mempunyai raja bernama Karung Kala. Kerajaan Prambanan terletak di tanah Jawa, Karung Kala dikenal sebagai seorang raja yang menakutkan. Rakyatnya penuh kecemasan, karena Raja Karung Kala gemar sekali memakan daging manusi.
Setiap sekali sepekan, Raja Karung Kala meminta salah seorang rakyatnya untuk menyerahkan diri, bagi yang melawan, akan mendapatkan hukuman. Hal ini membuat khawatir seluruh rakyatnya, banyak yang ingin terlepas dari ketakutan ini, dengan cara pergi meninggalkan kerjaan Prambanan saat Raja Karung Kala meminta korban untuk dijadikan santapan.
Raja Karung Kala mempunyai seorang adik perempuan, Rara Jonggrang namanya. Kecantikannya bak bidadari turun dari surga, siapapun yang melihatnya pasti tergoda. Perilakunya, sangat terpuji, dan berhati lembut.
Beberapa pekan ini, Raja Karung Kala berperilaku aneh, sering melamun dan menyendiri, tingkah lakunya tidak seperti biasanya. Setelah diselidiki dan ditanya langsung punggawa istana, Resi Sempali, ternyata Raja Karung Kala ingin mempunyai permaisuri.
“Siapa gerangan putri yang menjadi impian Tuan?,” tanya Resi Sempali.
“Aku ingin melamar Dewi Rarasati, putri cantik dari kerajaan Pengging.” Jawab Raja Karung Kala.
Resi Sempali menenangkan hati Raja Karung Kala, dan berjanji mewujudkan keingginannya, dan mengirimkan utusan ke Kerajaan Pengging untuk mengutarakan maksud dan keinginan sang Raja.
Raja Pengging, Prabu Dewanata menolak isi surat yang bermaksud membawa Dewi Rarasati ke Kerajaan Pengging untuk dijadikan permaisuri. Pergulatan pun dimulai, Raja Karung Kala marah besar setelah mendapat laporan, bahwa utusannya diperlakukan dengan kasar, hatinya terbakar, dan memerintahkan seluruh pasukan untuk menyerbu Kerajaan Pengging.
Peperangan terjadi, pasukan Pengging dibantu pasukan Sudirman dan Salembi, melawan pasukan Prambanan yang cukup kuat. Prabu Dewanata memerintahkan Raden Darmamaya untuk melawan pasukan Prambanan.
Raja Pengging berjanji akan memberikan hadiah kepada siapa saja yang mampu melumpuhkan pasukan Prambanan, hadiah tidak disebutkan, dan Raden Darmamaya berhasil memukul mundur pasukan Prambanan, dan berhak mendapatkan hadiah, menyunting putrinya, Dewi Rarasasati.
Prabu Karung Kala semakin marah, dan malang, anak panah Raden Darmamaya mengenai Prabu Karung Kala, meski berusaha menghindar, tak bisa dituolak, Sang Prabu Karung Kala menemui ajalnya. Kabar ini, tersiar ke seluruh Prambanan. Dewi Rara Jonggrang bersedih, air matanya tak terbendung, dia menangis penuh duka, hatinya hancur berkeping-keping. Membuatnya pingsan beberapa saat.
Dewi Rara Jonggrang melarikan diri dari kerajaan Prambanan, dia menyamar menjadi orang biasa, pakaian yang mewah ditinggalkan, berganti dengan pakaian biasa dikenakan rakyat biasa. Ditengah perjalanan, Rara Jonggrang bertemu seorang Nini, dan memperkenalkan seorang pertapa yang sakti, Dremboha. Rara Jonggrang menceritakan semuanya, dan berharap mendapatkan pertolongan.
“Jika berhasil mengusir orang-orang Pengging, kami akan menyerahkan tahta Prambanan kepada Tuan,” kata Rara Jonggrang.
Rara Jonggrang kembali ke Prambanan berasama Dremboha untuk kembali melakukan penaklukan pasukan Pengging. Kedua pasukan saling serang, dan sama-sama kuat.
Resi Dremboha berahadapan langsung dengan Raden Darmamaya, dan berhasil memukul mundur pasukan Pengging. Darmamaya berhasil ditaklukan dan dilempar ketengah lautan. Kemenangan berhasil diraih Prambanan.
Resi Dremboha menjadi raja Prambanan, dengan gelar Prabu Baka, dan Rara Jonggrang jadi Permaisurinya. Setahun kemudian, lahirlah seorang anak perempuan, Dewi Nawangsih. Beberapa tahun kemudian, tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita, bak bidadari turun dari surga. Semua kagum dan terpesona, serta memimpikannya.
Suasana kegembiraan dan bahagia di hati Prabu Baka dan keluarganya tiba-tiba terusik, dengan kemunculan Raden Darmamaya. Ternyata, waktu tubuhnya dilempar ke tengah laut, bisa menyelamatkan diri, dan kini kembali ke Prambanan, mengamuk.
Prabu Baka memberi komando, dan pertempuran kembali berkobar dengan sengit. Pasukan pengging diperkuat oleh pemuda hebat, Putra Dewi Rarasati, dia pandai memainkan senjata dan digdaya. Prambanan dibuat kacau balau, dan berantakan.
Namanya, Raden Bandung Bandawasa, anak muda dari Pengging yang hebat telah mengalahkan Prabu Baka, dan berhasil merebut kerajaan Prambanan, dan menjadi penguasa kerajaan.
Raden Bandung Bandawasa terpesona dengan kecantikan Dewi Rara Jonggrang. “Siapakah engkau wahai putrin nan cantik?”, “Hamba Rara Jonggrang, permaisuri almarhum Prabu Baka, dan ini putri hamba, Rara Nawangsih,” Jawab Dewi Rara Jonggrang.
Sang Dewi segera menemui seorang dayang, yang sejak kecil mengasuhnya untuk mencurahkan segala isi hatinya, lalu meminta nasehat.
“Apa yang harus kulakukan, aku bingung menghadapi persoalan ini, carikan aku solusi yang tepat,” pintanya.
“Jangan khawatir, hamba telah mendapat akal,” ujar dayang menenangkan hati Dewi.
Beberapa hari berikutnya, Raden Bandung Bandawasa berkata, “Nah, kini waktunya engkau memberikan jawaban. Apa yang engkau inginkan, aku akan mewujudkan,”.
“Hamba ingin mempunyai sebuah candi dengan seribu arca, tetapi candi harus terwujud dalam waktu semalam,” jawab Rara Jonggrang.
“Apa yang kamu inginkan akan kuwujudkan,” kata Raden Bandung.
Baik, sobat INPRASA. cerita selengkapnya, bisa dibaca di buku “Legenda Terjadinya Candi Prambanan”. Apakah Raden Bandung Bandawasa bisa mewujudkan keinginan Dewi Rara Jonggrang?. selamat membaca, untuk mengetahui cerita lebih lengkap.
Di dalam buku cerita “Legenda Terjadinya Candi Prambanan” juga terdapat gambar ilustrasi berwarna yang menarik, mewakili setiap cerita dalam satu judul. Anak-anak kita, meski tidak membaca detail, bisa juga membaca sekilas gambar ilustrasi, untuk mendapatkan sinopsis dari cerita ini.
Sobat INPRASA, bisa mendapatkan buku ini di INPRASA Bookstore, dan sementara belum ada di toko-toko buku. Silakan hubungi kami, dan buku ini segera ada ditangan sobat semua.