Inprasa.com, Pekanbaru – Buku cerita Inspirasi Anak “Usaha Paman” menceritakan seorang anak kecil bernama Yanto yang sangat rindu dengan kota Pamannya, Tawangmangu. Sebuah kota yang terletak di lereng Gunung Lawu. Yanto merindukan keindahan alam kota tersebut, rindu dengan Cemoro Sewu yang sejuk, dan aneka sayuran yang tumbuh di lereng Gunung Lawu.

Cerita “Usaha Paman” karya Punk Pribadi yang diterbitkan oleh PT. Sutra Benta Perkasa, Edisi pertama, 1998. Buku setebal 96 halaman ini dipasarkan pada bulan Mei 1998. Dalam buku ini terdapat 8 Sub Judul, “Masa Istirahat”, “Perjalanan Ke Tawangmangu”, “Tiba di Rumah Paman”, “Usaha Paman”, “Minuman Sehat”, “Perawatan Sapi Perah”, “Mencoba Memerah Susu”, dan “Sapi Jantan Jenis Unggul”.

Sahabat INPRASA, akan ada sisi menarik yang terungkap dalam sinopsis buku “Usaha Paman” ini. Jadi, simak terus postingan kami..

Sinopsis Usaha Paman

Pada suatu hari, Yanto sedang menunggu ayahnya pulang dari kantor.  Ia merasa kesal karena ayahnya terlambat pulang, padahal hari itu mereka akan berangkat ke kota Tawangmangu. Yanto sempat berpikir, apakah mungkin ayahnya lupa. Keterlambatan sang Ayah membuat Yanto menjadi sangat kesal, karena ia tak sabar ingin sampai ke rumah Pamannya.

Sampai pukul sembilan, Ayah belum juga pulang. Mungkin saja Ayah banyak pekerjaan di kantor dan benar kata Ibu, biasanya Ayah pulang sekitar jam setengah  sepuluh. Artinya  Yanto harus sabar menunggu setengah jam lagi.

Sesaat kemudian Yanto termenung memikirkan hal itu. Terkadang dirinya merasa bahwa ia terlalu mementingkan dirinya sendiri, sehingga tidak mau mengerti kepentingan orang lain. Seperti saat ini, Yanto merasa tidak sabar dan keras kepala kepada  Ayah.

Tetapi tidak lama setelah itu Ayah pulang, Yanto pun menyambut kedatangan Ayah dengan penuh semangat. “Kenapa sampai siang , Yah?”

Tetapi Ayah tidak menjawab pertanyaan Yanto, melainkan langsung memeluk putra kecilnya dengan begitu hangat. Lalu Ayah tersenyum dan mengajak Yanto masuk ke dalam rumah.

Yanto kembali bertanya kepada Ayah, kapan mereka akan berangkat ke Tawangmangu. Kemudian Ayah berkata sebentar lagi, jawaban Ayah tidak membuat Yanto lega. Melainkan ia terus melontarkan pertanyaan kepada Ayahnya.

Setelah Ayah menjelaskan tentang keberangkatan mereka. Tak lama dari itu kendaraan yang akan mereka tumpangi pun datang. Yanto begitu semangat dan gembira, ia berlari untuk membuka pintu mobil. Tapi, pintunya tidak bisa dibuka, hal ini membuat Yanto murka.

Seketika Yanto menyadari kesalahannya, seandainya ia sabar mungkin tidak akan semarah ini. Lalu Yanto mengingat pelajaran agama, gurunya berkata, “Bahwa orang yang paling hebat adalah orang yang mampu mengendalikan amarah, dan perang yang paling besar adalah melawan hawa nafsu.”

Baik, sobat INPRASA. cerita selengkapnya, bisa dibaca di buku “Usaha Paman”. Selamat membaca, untuk mengetahui cerita lebih lengkap.

Related Post

Leave a Comment