Sinopsis: Buku Cerita Fiksi "Kambing dan Ayam Jantan"

Inprasa.com, Pekanbaru – Buku cerita fiksi “Kambing & Ayam Jantan” yang mengisahkan seekor kambing memiliki taji di kakinya seperti ayam jantan, sedangkan ayam jantan memiliki tanduk di kepalanya pada zaman dahulu. Kedua hewan ini bersahabat karib.

Buku “Kambing & Ayam Jantan” karya Drs. H. Umar A. Tambusai diterbitkan oleh PT. Sutra Benta Perkasa, Edisi Pertama, 2002. Buku setebal 70 halaman, di pasarkan pada  September 2002.

Baik, sahabat  INPRASA. Sinopsis buku cerita “Kambing & Ayam Jantan”, mungkin tidak bisa mengungkap sisi menarik dari cerita ini. Namun, dapat memudahkan pembaca untuk memahami sekilas cerita ini, sehingga tertarik untuk melanjutkan atau menuntaskan bacaan ini.

Sinopsis, Buku Cerita Fiksi “Kambing dan Ayam Jantan”

Matahari baru saja muncul di ufuk timur, ayam jantan itu dengan tangkas melompat ke atas pagar untuk memperagakan bulunya yang elok. Dari jauh dilihatnya sahabatnya, sedang berjalan di tanah lapang sambil melalap rumput-rumput muda.

“Wahai Kak Kambing. Pagi-pagi benar sudah asyik mencari makan. Tidakkah kau ingin menikmati keindahan alam?”, sapa ayam jantan itu.

Buku Cerita Fiksi, "Kambing dan Ayam Jantan" Jilid 1
Buku Cerita Fiksi, “Kambing dan Ayam Jantan” Jilid 1

“Aku tidak acuh dengan keindahan alam. Dari pagi aku harus segera mencari makan, karena perutku besar. Kalau tidak demikian, aku akan  kelaparan pada malam hari.”

Mendengar jawaban  itu, ayam jantan tertawa terbahak-bahak, hingga beberapa kali helai bulunya berguguran dan berkata, “Kak Kambing tidak tahu caranya bagaimana mengisi perut, sehingga kakak merasa khawatir akan terjadi kelaparan pada malam hari. Hal ini kurasa sangat lucu.”

Kemudian kambing pun bertanya, “Jadi bagaimana caranya aku harus mengisi perut agar tidak kelaparan pada malam hari?”

Ayam jantan itu enggan untuk memberi tahu caranya, bahkan ia mengatakan hal ini sangat rahasia. Namun kambing terus membujuk agar sahabatnya itu memberi tahu kepadanya.

Akhirnya ayam jantan berkata, “Kulihat Kak Kambing terus-menerus makan, tetapi tidak pernah minum. Itulah suatu kesalahan yang selama ini kakak perbuat. Selain makan, kita juga harus minum air, agar makanan di dalam perut kita cepat menjadi kenyang. Jadi selain makan, cobalah minum air”

 “O, Kak Ayam. Hali ini tak boleh ku lakukan. Sudah menjadi sumpah dari nenek moyang kami, bahwa kami tidak boleh minum. Apabila diantara bangsa kami yang mencoba melanggar sumpah itu, maka perutnya akan gembung dan akhirnya sakit-sakit dan mati. Jangankan minum air, menyentuh embun pada rumput saja kami harus hati-hati. Itulah sebabnya aku selalu ke;uar kandang setelah matahari terbit.”

Mendengar penjelasan kambing, ayam jantan itu termenung. Lama ia berpikir, bagaimana caranya agar sahabatnya itu tidak terlalu bersusah.

Baik sahabat INPRASA, cerita selengkapnya, bisa dibaca di buku “Kambing & Ayam Jantan”. Apakah ayam jantan berhasil mendapat ide cemerlang agar sahabatnya bisa meminum air sehingga tidak kelaparan pada malam hari? Selamat membaca, untuk mengetahui cerita lebih lengkap.

Related Post

Leave a Comment