Kisah Inspiratif: Seorang Pengusaha dan Empat Istrinya

Suatu hari seorang pengusaha memanggil empat istrinya. Setelah empat istrinya berkumpul, sang pengusaha bertanya kepada istrinya. “Wahai istri-istriku, aku tadi malam bermimpi bahwa Tuhan akan mengambil nyawaku jika umurku sudah 60 tahun. Padahal umurku sebulan lagi sudah 60 tahun. Siapakan diantara kalian yang mau menemani aku di dalam kubur, saat aku meninggal nanti?”.

Semua istrinya diam, karena tidak ada yang menjawab, sang pengusaha meminta agar semua istrinya menjawabnya secara bergantian. Istri ke empat dapat giliran pertama berbicara. “Papah…., tapi paah mama kan baru berumur 30 th, mama masih cantik dan mama masih bisa nikah lagi paah, maaf yaa paah mama tidak mau menemani papah di dalam kubur paa”. Pengusaha mendengar jawaban  istri ke empatnya sedih, ternyata cintanya ke dirinya hanya segitu, bahkan siap menikah lagi jika dirinya meninggal nanti.

Akhirnya sang pengusaha meminta pendapat istri ke tiga. Bagaimana kamu sayang?.

“Abaaang sebenarnya adik mau bang, tapi abangkan baru membangunkan rumah buat adik. Selain rumahnya masih baru prabotanyapun barusan abang lengkapi. Masak bang ditinggal begitu saja. Maaf ya bang, adik tidak bisa menemani abang.

Sayang bang rumah hadiah dari abang akan mudah rusak nanti jika tidak di tunggui. Agar rumah itu bisa awet dan terawat nanti kalau abang sudah meninggal adik cari abang lain yaa bang?, yang bisa merawat rumah dan penghuninya ya baang”.

Mendengar jawaban istrinya ke tiga seperti itu, si pengusaha sangat terkejut, karena pengorbanan dirinya kepada istri ketiganya tidak sebanding dengan pengorbanan yang telah diberikan kepadanya. Meskipun sedih apa boleh buat.

Pengusaha kemudian mempersilahkan istri ke dua untuk berbicara. “Bagaimana sayang, apakah kamu bersedia menemani akau meninggal nanti?”.

Istri kedua mendekat dan berbisik  kepada sang pengusaha, “Paak…. anak-anak saat ini belum ada yang tamat kuliah, usaha Bapak belum ada yang bisa mengurus. Biarlah aku ngurus perusahaan dulu sambil menunggu anak-anak selesai kuliah dan bisa menggantikan Bapak. Jika setelah Bapak meninggal dan ibu tidak mampu mengendalikan perusahaan, ibu rela dijadikan istri kedua yang kedua kalinya”.

Semua itu buat kebaikan anak-anak kita pak, maaf ya pak ibu tidak bisa menemani Bapak. Mendengar jawaban istri kedua  si pengusaha langsung sakit perut. Pengusaha merenung bahwa anak, istri, perusahaan yang ia perjuangkan siang malam ternyata tidak bisa menemani dirinya saat dirinya sedang kesepian. Bahkan istri yang dicintainya rela dijadikan kedua kalinya istri yang kedua demi kepentingan diri dan hartanya.

Setelah sakit perutnya sembuh, pengusaha meminta kepada istri pertama  untuk berbicara. Sebelum istri pertama berbicara pengusaha mengamati dengan seksama istri ke empat, ke tiga dan ke dua saat mereka berbicara.

Mereka berpakaian rapi, wangi baunya, sedangkan istri pertama berpenampilan sederhana, bahkan aroma badannya bau minyak kayu putih campur remason. Pakaiannya pun terkesan kumal. Namun meskipun bau badannya bau minyak kayu putih campur remason dan pakaiannya terkesan kumal senyum dibibir istri pertama tetap mengembang.

Akhirnya si pengusaha mendekat dan bertanya kepada istri pertamanya.

“Diik maafkan Bapak, selama ini Bapak kurang memperhatikan adik, sekarang saatnya Bapak minta maaf atas kekhilafan Bapak, akibat mengurus istri Bapak yang lain adik sampai tidak terurus. Bagaimana apakah adik bersedia menemani Bapak di liang kubur nanti?”.

Dengan wajah berseri dan tutur kata lembut, istri pertama mengatakan, “sayang tidak perlu meragukan cintaku, adik sudah membuktikan bertahun-tahun kepada Bapak kan, meskipun aku dimadu aku tetap menyayangi Bapak. Tidak usah meragukan cintaku lagi Bapak. Aku bersedia menemani dimanapun Bapak pergi, sampai alam kubur sekalipun”.

Mendengar jawaban istri pertama yang berbeda dengan jawaban istri yang lain, maka sang pengusaha sujud syukur sangat lama. Dalam sujudnya pengusaha merenungkan ternyata istri yang selama ini kurang mendapat perhatian, justru yang paling setia.

Dia bisa diajak bersama disaat sedih maupun senang. Saat ramai maupun saat sepi. Saat pengusaha bangun dari sujud, ternyata dia mimpi dan ketiduran di atas sajadah waktu habis sholat tahajud. Karena mendapat mimpi aneh dan belum pernah merasakan mempunyai istri, akhirnya M. Munir yang dalam mimpi menjadi pengusaha berusaha mencari makna dibalik mimpi tersebut.

Akhirnya M. Munir menemui guru agama di kampusya dimana M. Munir kuliah, M. Munir menceritakan kisah mimpinya tersebut kepada guru ngajinya dengan detil seperti yang ia rasakan saat bermimpi kemaren malam. Akhirnya guru ngaji M. Munir membuka tabir mimpi tersebut. Menurut guru ngaji M. Munir bahwa istri ke empat menggambarkan nafsu manusia.

Dimana nafsu yang ada pada manusia tidak ada habis-habisnya. Nafsu tersebut akan berhenti saat nyawa berpisah dengan raga. Nafsu yang dimaksud dalam mimpi adalah nafsu yang dimiliki setiap pria dan wanita. Sedangkan gambaran istri ke tiga dan kedua merupakan nafsu manusia untuk memiliki harta dan kekuasaan yang tidak ada puasnya.

Manusia banyak yang tidak menyadari bahwa keberadaan harta, anak dan kekuasaan akan dapat membuat lalai manusia mengingat Allah. Dan pada akhirnya manusia kelak hanya akan mendapat penyesalan yakni saat nyawa dan raga dipisah kan oleh sang Maha Kuasa.

Itu semua terjadi lantaran sibuk memikirkan harta dan jabatannya. Sedangkan istri pertama menggambarkan bahwa yang tetap dapat setia menemani pengusaha sepanjang masa sampai kapanpun adalah amalan baik, seperti Shadakoh Jariah, dan Perjuang seorang guru, dosen atau siapa saja yang mau memberikan ilmu yang bermanfaat kepada siapapun yang membutuhkan.

Dengan penjelas dari guru ngajinya, akhirnya M. Munir lega dan bersumpah akan menikah sekali saja agar bisa tetap mencintai istri yang pertama sebagaimana nasehat dalam mimpinya.

Penulis: M. Hadi

Related Post

Leave a Comment